Assalamualaikum.
Wr. Wb
Akhir akhir ini
saya merasa risih mendengar pernyataan diberbagai komentar atau berita-berita
di media sosial dari beberapa kalangan yang menyatakan bahwa muslim yang
toleran terhadap non muslim adalah muslim liberal, antek-antek liberal,
penyusupan paham-paham liberal, dan sebagainya itu. Jika seperti itu pandangan
mereka, tentu kita harus melihat dulu tentang ayat Al Qur’an yang menganjurkan
toleransi meski terhadap yang berbeda agama. Salah satunya adalah “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan
berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan
tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu
menjadikan mereka kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama
dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) mengusirmu. Barang
siapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim.”(QS.
Al Mumtahanah [60]: 8-9).
Dari penggalan
surat ini kita dapat tahu bahwa yang boleh kita musuhi, perangi, tidak
menjadikan kawan adalah orang-orang yang zalim terhadap kita. Tentu meskipun
mereka non muslim tetapi mereka tidak berlaku zalim terhadap kita, tidak ada
larangan oleh Allah untuk kita menjadikan kawan atau berbuat baik kepada
mereka, tentunya dengan catatan bahwa kita tidak melampaui batas. Jika masih
kurang puas, silahkan baca secara utuh makna dari QS. Al Mumtahanah, disitu
dijelaskan tentang bagaimana bersikap terhadap non muslim.
Banyak juga
kisah-kisah Rasulullah yang menceritakan bahwa Rasulullah adalah orang yang
paling toleran terhadap non muslim. Seperti misalnya kisah Rasulullah dengan wanita
yahudi buta yang selalu meludahinya, kemudian kisah tentang berdirinya
Rasulullah ketika ada rombongan mayat orang yahudi yang lewat di depan beliau,
Rasulullah juga bertetangga dengan orang nasrani di madinah, dan masih banyak
lagi tauladan-tauladan Rasulullah tentang sikap toleransi terhadap non muslim. Atau
kisah Khalifah Umar bin Khattab yang mengembalikan rumah wanita yahudi di Mesir
karena digusur akibat perluasan masjid.
Jika Al Qur’an,
Rasulullah, dan juga Khulafaur Rasyidin sudah menganjurkan dan berbuat
toleransi terhadap non muslim yang tidak zalim terhadap kita, lantas mengapa
kita masih enggan mengikutinya. Mengapa masih bersikeras bahwa tolerasi
terhadap non muslim itu dilarang bahkan mengharamkan. Landasan mana yang kalian
pakai. Jangan hanya dilandasi dengan ambisi dan nafsu belaka saja, karena itu
akan menyesatkan diri sendiri saja. Tetaplah berpegang teguh pada Al Qur’an dan
Sunnah serta tauladan dari para Khulafaur Rasyidin.
Jika memang
Allah melarang kita untuk bersikap toleransi terhadap non muslim, mengapa Allah
tidak mengislamkan saja semua manusia di muka bumi ini. Itu hal yang sangat
mudah bagi Allah. Bukankan Allah sendiri yang berfirman dalam surat Al
Hujurraat (49): 13 yang artinya “hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”. kita memang diciptakan menjadi
berbagai bangsa dan suku dan untuk kita saling mengenal. Tanpa perlu kita
menunjukkan kepada semua orang bagaimana diri kita, Allah sudah tau siapa yang
paling salih dan paling takwa kepadaNya.
Marilah saudaraku
seiman, hentikan hujatan-hujatan kasar, pelabelan kafir, muslim liberal, dsb
itu. Itu hanya merenggangkan ukhuwah Islamiyah kita sebagai kaum muslim. Bersikaplah
toleran terhadap non muslim, karena itu tidak dilarang oleh Allah selama non
muslim itu tidak berbuat zalim kepada kita. Allah juga sudah dengan jelas menegaskan
dalam QS. Al Kafirun bahwa kita telah dibedakan oleh Allah dengan golongan non
muslim. Jadi tidak perlu takut jika hanya berteman saja dengan non musim.
Semoga bermanfaat dan tetap jaga
persatuan Indonesia.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar